Senin, 21 Juli 2008

Subsisdi Elpiji bagi Rakyat Miskin

Pemerintah saat ini tengah melakukan sebuah program konversi dari kompor yang berbahan bakar minyak tanah dengan kompor yang berbahan bakar gas elpiji bagi masyarakat luas. Pemerintah melakukan konversi ini dengan alasan untuk menyelamatkan cadangan minyak bumi yang semakin menipis. Pemerintah tidak ingin minyak tanah habis suatu saat hingga nantinya anak cucu kita tidak dapat ikut merasakan manfaat minyak tanah. Pemerintah berpendapat bahwa penggunaan minyak tanah perlu dibatasi. Bahkan untuk mengurangi konsumsi atas minyak tanah, pemerintah meningkatkan harga minyak gila-gilaan. Semuanya dilakukan agar konsumsi masyarakat berkurang terhadap minyak tanah dan kemudian beralih menggunakan gas elpiji yang saat ini masih banyak cadangannya.

Keputusan pemerintah melakukan konversi minyak tanah menuai pro dan kontra. Masyarakat saat ini belum siap untuk menerima keputusan itu. Di dalam masyarakat, masih banyak anggapan bahwa menggunakan bahan bakar gas untuk keperluan sehari-hari masih berbahaya. Tabung gas sewaktu-waktu dapat meledak. Mereka belum dapat menerima perubahan tersebut. Bahkan beberapa daerah menolak adanya konversi tersebut. Namun, di beberapa daerah konversi ini diterima dengan baik. Sedikit demi sedikit masyarakat mulai mau beralih ke kompor berbahan bakar gas. Kompor berbahan bakar gas ternyata lebih praktis dan lebih hemat jika dibandingkan dengan kompor minyak.

Untuk membuat gas elpiji dapat dijangkau oleh masyarakat miskin, pemerintah menyediakan tabung elpiji yangberukuran kecil yang dapat secara praktis dapat dijual di warung-warung kecil sekitar pemukiman warga. Tabung kecil ini memang sengaja disediakan oleh pemerintah dengan tujuan agar gas elpiji dapat dinikmati oleh setiap kalangan.

Di tengah-tengah pemerintah sedang menyosialisasikan konversi minyak tanah menjadi gas, terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia. Dengan perubahan keadaan dunia ini , pemerintah kemudian menaikkan harga BBM. Dengan dinaikkannya harga BBM ini, berarti semua kebutuhan hidup masyarakat akan meningkat. Semua akan merasakan dampak kenaikan harga BBM. Tak dapat dipungkiri memang BBM adalah sebuah komoditas yang diperlukan oleh semua kalangan. Oleh karena itu, dengan naiknya harga BBM, masyarakat miskin yang sebelumnya sudah susah, semakin susah. Celakanya lagi, akhir-akhir ini pemerintah juga menaikkan harga Elpiji. Masyarakat miskin yang terlanjur mengganti kompor mereka dari kompor minyak menjadi kompor gas mau tidak mau juga akan menanggung kenaikan harga elpiji ini. Belum kering air mata masyarakat miskin atas penderitaan mereka karena tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Sekarang masih ditambah lagi dengan kebutuhan akan gas elpiji yang sebenarnya sebelum konversi tidak ada. Tidak adil. Seenaknya saja pemerintah menaikkan harga elpiji setelah membuat elpiji menjadi sebuah kebutuhan pokok.

Seharusnya pemerintah tidak menaiikan harga elpiji secara umum. Tabung elpiji tersedia dalam berbagai ukuran. Pemerintah tidak seharusnya juga menaikkan harga elpiji dalam tabung kecil. Seperti yang telah diungkapkan di atas, tabung kecil memang diperuntukkan masyarakat yang menerima program konversi minyak tanah ke gas. Harus ada subsidi untuk gas elpiji bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Kurang bijaksana rasanya jika pemerintah ikut menaiikan harga gas elpiji dalam tabung kecil karena gas itu diperuntukkan masyarakat miskin.

Syailendra Wisnu Wardhana

Mahasiswa Fakultas Hukum

UNS, Surakarta

Perjuangan Kalian Tidak Akan Berakhir Kawan

Lagi-lagi pemerintah menaikkan harga BBM! Kenaikan harga minyak dunia dijadikan alasan oleh pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Mahasiswa mulai resah dengan isu ini. Berbagai aksi demonstrasi dilangsungkan di beberapa daerah. Mahasiswa memang dikenal idealis dalam menyikapi keadaan yang ada. Mereka jelas menolak rencana kenaikan BBM yang akan merugikan masyarakat banyak. Yang paling dirugikan tentu saja rakyat miskin. Hidup mereka semakin susah karena harga kebutuhan pokok semakin melambung.

Aksi demonstrasi juga dilakukan oleh para mahasiswa Universitas Nasional (UNAS) Jakarta. Menjelang dinaikkannya harga BBM, mahasiswa UNAS melakukan aksi di depan kampusnya hingga malam hari dan telah melampaui batas waktu yang telah ditetapkan untuk melakukan aksi demonstrasi pada pukul 18.00. Pada awalnya, polisi hanya berdiam diri saja melihat aksi yang dilakukan para mahasiswa. Namun, pada pagi harinya, polisi dengan beringas masuk ke dalam kampus untuk mencari mahasiswa yang melakukan aksi. Mahasiswa yang turut melakukan aksi dikejar sampai ke dalam kampus dan dipukuli tanpa ampun. Beberapa mahasiswa digelandang ke kantor polisi karena dianggap mengganggu ketertiban umum. Padahal seharusnya, kepolisian tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam kampus. Namun polisi telah melanggar aturan tersebut. Polisi berdalih telah melakukan konfirmasi dengan pihak universitas untuk membubarkan aksi yang dilakukan para mahasiswa, namun tidak digubris pihak universitas. Dengan alasan tersebut, polisi ,menyerbu masuk ke dalam kampus dan mengejar mereka bahkan sampai ke ruang kuliah. Darah-darah berceceran di kampus. Bahkan seorang mahasiswa tewas. Hal tersebut menunjukkan kebiadaban yang dilakukan pihak kepolisian.

Aksi-aksi mengenai kenaikan BBM yang lain juga telah mengarah pada tindakan anarkis. Dengan beberapa kejadian kisruh pada saat aksi dilancarkan, kepolisian pasti akan memperketat penjagaan setiap aksi yang dilakukan. Gerakan mahasiswa akan mulai diwaspadai. Namun gerakan mahasiswa tidak akan berakhir sampai di sini. Gerakan kami tidak akan berhenti hanya karena water canon atau sekedar pentungan polisi! Perjuangan akan tetap kami lanjutkan. Kami akan tetap menyuarakan jeritan-jeritan rakyat! Tidak akan sia-sia darah yang kalian tumpahkan! Perjuangan kalian tidak akan berakhir kawan!

Syailendra Wisnu Wardhana

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum

UNS, Surakarta

Morat-Marit di Tubuh Kejaksaan

Kejaksaan baru saja ditampar dengan perbuatan salah satu perbuatan oknumnya. Yang disesalkan lagi, perbuatan tidak pantas itu dilakukan oleh seorang Jaksa Agung Muda. Urip Tri Gunawan, telah meminta uang suap dan menerima uang sebesar 660.000 US Dollar. Sebuah jumlah yang fantastis. Berbagai cercaan menerpa tubuh kejaksaan. Termasuk juga kepada Jaksa Agung Hendarman Supanji. Beliau dituntut untuk mundur karena dianggap tidak mampu untuk mengawasi anak buahnya. Kejaksaan, lembaga yang seharusnya menjunjung tinggi supremasi hukum, ternyata bisa dibeli dengan uang.

Jaksa merupakan profesi yang rawan suap kerena posisi jaksa adalah posisi yang strategis. Jaksa berlaku sebagai penuntut dalam sebuah perkara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991, jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Disinilah strategisnya posisi jaksa. Ia bertugas sebagai penuntut dan pelaksana keputusan hakim dalam persidangan. Jaksa disuap agar tuntutan bagi terdakwa tidak terlalu berat.

Kasus suap yang menimpa jaksa agung muda Urip Tri Gunawan menyeret jaksa-jaksa lain yang terlibat dalam kasus tersebut. Untuk mengatasi perkara-perkara yang ada pada internal kejaksaan, Jaksa Agung Hendarman Supanji melantik 50 jaksa pilihan untuk mengusut kasus yang terjadi pada lembaga kejaksaan sendiri. Kasus yang terjadi di dalam tubuh kejaksaan memang sangat ironis. Lembaga yang seharusnya menegakkan hukum ternyata harus tersangkut masalah hukum. Mereka yang seharusnya menuntut sekarang harus dituntut. Jaksa-jaksa pilihan inilah yang kemudian akan menindak jaksa-jaksa nakal yang melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang jaksa.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk membersihkan kejaksaan dari jaksa-jaksa nakal adalah dengan menempatkan orang-orang baru dalam posisi di kejaksan. Orang-orang baru yang masih bersih dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap tugas yang diembannya. Perlu perombakan besar-besaran di dalam tubuh kejaksaan. Kejaksaan yang ada sekarang ini sudah morat-marit. Terlalu banyak kasus yang terjadi di dalam tubuh kejaksaan. Puncaknya adalah terkuaknya kasus suap yang dilakukan oleh Artalyta Suryani alias Ayin kepada Jaksa BLBI Urip Tri Gunawan.

Menangani kasus korupsi memang terbukti harus dilakukan oleh pihak tersendiri yang independent. Bagaimana tidak? Lembaga Kejaksaan saja, lembaga yang seharusnya mengusut sebuah kasus malah tersangkut oleh kasus korupsi. 22 Juli adalah hari Kejaksaan. 48 tahun sudah lembaga kejaksaan eksis di Indonesia. Kita semua berharap dengan semakin bertambahnya usia kejaksaan, penegakan hukum oleh para jaksa di Indonesia bisa semakin baik. Dengan semakin matangnya kejaksaan di Indonesia, diharapkan sikap-sikap Tri Krama Adhyaksa tidak hanya sebatas pada doktrin saja namun dapat diamalkan oleh seluruh jaksa demi terwujudnya dan demi tegaknya keadilan hukum di Indonesia

Kamis, 03 Juli 2008

Drama Penerimaan Siswa Baru

Tahun ajaran telah berakhir. Saatnya bagi para orang tua untuk melihat hasil belajar putra-putrinya di sekolah masing-masing. Raut muka bahagia tergambar dalam wajah anak-anak yang baru saja menyelesaikan belajarnya. Para orang tua pun terlihat puas melihat hasil belajar putra-putrinya selama menempuh pendidikan. Namun bagi orang tua yang putra-putrinya telah lulus dari sebuah institusi pendidikan, hal tersebut tidak berlaku. Kebahagiaan bagi mereka hanyalah sesaat. Selanjutnya yang harus dipikirkan kembali adalah kelanjutan pendidikan putra-putrinya. Keadaan ini layaknya sebuah drama. Suatu hal yang kontras antara rasa bahagia, dan harap-harap cemas.

Setiap tahun ajaran baru, selalu ada saja orang tua yang dipusingkan dengan penerimaan siswa baru. Mulai dari memikirkan sekolah mana yang tepat bagi putra-putrinya, hingga memikirkan masalah dana yang harus disediakan orang tua bagi kelanjutan pendidikan putra-putrinya. Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Untuk memilih sekolah yang tepat bagi putra-putrinya, harus dipertimbangkan juga nilai si anak sendiri. Apakah nilai yang diraih oleh si anak dapat memenuhi syarat untuk memasuki sekolah yang diinginkan. Masalah ini cukup membuat orang tua cemas, apakah nantinya putra-putri mereka bisa masuk di sekolah yang diharapkan atau tidak. Bagi orang tua yang nilai putra-putrinya tinggi, tentu tidak menjadi masalah. Namun bagi orang tua yang nilai putra-putrinya pas-pasan, tentu harus pintar-pintar mengatur strategi untuk memilih sekolah mana yang sesuai dengan nilai putra-putrinya. Bila ternyata nilai putra-putrinya tidak dapat melampaui passing grade yang ada di sekolah pilihannya, orang tua harus segera mencabut berkas pendaftaran dari sekolah tersebut dan mencari alternatif sekolah lain yang aman bagi nilai putra-putrinya.

Untuk mengurangi kerepotan orang tua yang harus memasukkan berkas dan mencabut berkas serta mengunjungi sekolah-sekolah yang diinginkan, di beberapa kota telah diterapkan sebuah sistem penerimaan siswa baru yang lebih praktis yaitu sistem Penerimaan Siswa Baru Online (PSB Online). Sistem ini cukup dapat mengurangi kerepotan orang tua di tengah sederetan masalah yang dihadapi ketika penerimaan siswa baru tiba. Para orang tua tidak harus kesana-kemari mengunjungi sekolah-sekolah yang akan dituju untuk mendaftarkan putra-putrinya. Cukup mengunjungi sekolah terdekat untuk dapat mendaftarkan putra-putrinya di sekolah yang diharapkan berikut alternatifnya. Mekanismenya, calon siswa baru mendatangi sekolah terdekat yang ada di daerahnya. Kemudian calon siswa baru diminta untuk mengisi blangko pendaftaran. Dalam blangko pendaftaran, calon siswa baru diminta memilih beberapa sekolah yang akan dituju. Pilihan sekolah ini disusun berdasarkan prioritas sekolah mana yang lebih diutamakan akan dimasuki terlebih dahulu. Kemudian, pihak sekolah mengirimkan blangko tersebut kepada pusat data base dan kemudian hasil dari blangko-blangko yang telah diisi para calon siswa baru tersebut dijadikan satu dan calon siswa baru mulai diranking berdasarkan nilai yang didapatnya, di setiap sekolah yang dipilihnya.

Sistem ini jelas lebih praktis dan dapat sedikit mengurangi beban orang tua yang tidak harus memikirkan lagi untuk mencabut berkas pendaftaran putra-putrinya jika nilai putra-putrinya tidak melampaui pasing grade pada sekolah pilihan pertama. Secara otomatis, calon siswa baru akan dimasukkan pada sekolah alternatif kedua. Begitu seterusnya sampai tiba pada pilihan terakhir. Mengenai hasilnya, orang tua juga tidak perlu jauh-jauh datang ke sekolah. Hasilnya dapat dilihat di internet yang akan diup-date setiap waktunya.

Sistem Penerimaan Siswa Baru Online ini bukannya tanpa kelemahan. Apabila strategi yang diambil salah, bukan tidak mungkin calon siswa baru tidak mendapat sekolah. Hal tersebut bisa saja terjadi jika sampai dengan pilihan alternatif yang terakhir ternyata nilai si anak tetap belum melampaui passing grade sekolah alternatif terakhir pilihannya. Oleh karena itu, dalam memilih sekolah harus tetap memperhitungkan apakah dengan nilai yang didapatkannya, calon siswa baru dapat masuk ke sekolah yang diinginkan.

Sistem PSB Online terbukti dapat sedikit meringankan beban orang tua saat penerimaan siswa baru tiba. Keberhasilan sistem PSB Online yang baru diterapkan di beberapa kota di Indonesia patut dicontoh oleh daerah-daerah lain. Kedepannya diharapkan PSB Online dapat diterapkan di lebih banyak kota. Dengan PSB Online ini, daharapkan dapat meringankan beban pikiran orang tua yang harus memikirkan banyak hal ketika putra-putrinya harus memasuki sekolah yang baru.

Penerimaan siswa baru memang selayaknya sebuah drama. Ada rasa kebahagiaan karena sang buah hati telah menyelesaikan satu jenjang pendidikannya, Namun ada juga rasa harap-harap cemas yang melanda orang tua. Bagaimanakah kelanjutan studi putra-putrinya? Apakah putra-putrinya bisa mendapat pendidikan yang terbaik? Sekolah manakah yang cocok bagi putra-putrinya? Berapakah dana yang harus disiapkan? Semua berkecamuk dalam hati orang tua. Hal tersebut akan terus berulang sepanjang tahun. Tetapi paling tidak, dengan PSB Online, keresahan orang tua dapat sedikit terringankan.

Sabtu, 01 Desember 2007

Motto

Jalani hari-harimu dengan IKHTIAR, SABAR, dan TAWAKAL!!!

Jumat, 23 November 2007

Pesen Buat Kamu

Nggak semua yang pengen lo dapet tuh bakal lo dapetin. Tapi asal lo tahu aja, Allah udah nyiapin rencana terindah buat kita semua. Ambil sisi positifnya. ENJOY AJA!!!

Salam Kenal!!!

Hai, Aku Syailendra Wisnu Wardhana

Aku mahasiswa Hukum UNS 2007

Salam kenal,,,

Aku terlahir tanggal 18 Mei 1989 di Solo dengan nama Syailendra Wisnu Wardhana.

Kalo disingkat Syailendra W.W.nah, bermula dari sinilah aku mendapat panggilan akrab oleh temen-temen aku.

Aku biasa dipanggil Wewex oleh temen-temen aku.

Mulanya aku sih hanya dipanggil WW aja, lama-kelamaan menjadi Wewex.

Ya, nama itu memang berasal dari dua huruf terakhir singkatan namaku.

Tahun 1994, aku masuk ke TK Parmadisiwi, Uh, masa kecil yang menyenangkan.

Aku hanya satu tahun duduk di bangku TK.Tahun 1995, aku masuk SD Kemasan I.

Tahun 2001, alhamdulillah aku bisa masuk SMP favorit di kotaku, SMP Negeri 1 Surakarta.

Di sinilah aku mulai mendapat panggilan Wewex.

Saat itu nama dadaku bertuliskan Syailendra W.W.

Tahun 2004, Aku masuk di SMA Negeri 1 Surakarta.

Sekolah yang menyenangkan dengan temen-temen yang asyik, fun, kompak, gila, pokoknya, aku g pernah nyesel melalui masa remajaku di sini.

Banyak banget kenangan di sini. Suka, Duka, Persahabatan, Pokoknya, sejuta deh rasanya.

Tahun 2007 ini, Aku masuk di Fak.Hukum UNS, Semoga saja beberapa tahun kedepan yang akan ku lalui di sini akan menyenangkan seperti tiga tahun belakangan ini.

Sekian perkenalan denganku!!!!